Pengelolaan sampah dan kebersihan suatu kota, nampaknya memerlukan ikhtiar lebih dari sekedar pengadaan sarana prasarana tempat pembuangan akhir (TPA). Mengaplikasikan hasil penelitian, tentang pentingnya daur ulang ( recycle), upaya mengurangi ( reduce) dan menggunakan kembali (reuse) atau dikenal metoda 3 R, adalah suatu keniscayaan. Bahkan, secara khusus besarnya peranan 3R, dalam sudut pandang lingkungan maupun ekonomi, mengharuskan kita memanfaatkan sampah perkotaan tersebut. Misalnya, mengolah sampah katagori organik yang mendominasi sampah di perkotaan Indonesia, kini dengan teknologi mesin pengomposan (composting) modern dan telah di modifikasi bagi kepentingan olah sampah di sumber-sumber timbulnya, patut dipertimbangkan sebagai pilihan alternatif dibanding pola pembuangan sampah ke TPA. Mesin pembuatan pupuk kompos modern dalam pengomposan ( modern composting), diikhtiarkan sebagai upaya mengatasi masalah sampah di perkotaan, yang diketahui karena pola konsumsi masih bercorak agraris, didominasi oleh jenis sampah organik.

Berbekal pengalaman lama mengenalkan komposter skala rumah tangga, kini rotary kiln ditawarkan untuk menjadi pilihan dalam mendapatkan solusi atas masalah sampah di perkotaan. Mekanisasi, dengan penggunaan rotary kiln pada pembuatan pupuk kompos, khususnya bagi kepentingan olah sampah di kawasan komersial ( hotel, restoran, pabrik, perumahan, apartemen) serta kawasan sosial ( pendidikan, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah) adalah upaya memberikan kenyamanan kepada masyarakat sekitar lokasi pengolahan sampah. Keberlanjutan instalasi pengolahan sampah di lokasi timbulnya, berkaitan dengan jaminan bebas dari polutan ( bau, cairan lindi), harus higienis, dan harus memenuhi syarat ekonomis*).
4 komentar:
Beneficial info and excellent design you got here! I want to thank you for sharing your ideas and putting the time into the stuff you publish! Great work!
Kalau nilai kompos untuk jagung dan padi tadi Rp 100.000,- per ton, maka omset dari industri kompos untuk padi dan jagung saja, akan mencapai Rp 3 trilyun per tahun. Pupuk kimia yang bisa dihemat sekitar 2.000.000 ton. Dengan harga pupuk kimia Rp 1.000.000 per ton, maka penghematan pupuk kimia akan mencapai Rp 2 trilyun per tahun. Sementara peningkatan hasil panen akan mencapai 20% dari 60 juta ton = 12 juta ton. Dengan harga Rp 1.000.000,- per ton maka nilai peningkatan hasil panen padi dan jagung akan mencapai Rp 12 trilyun per tahun.
Nah lho ? bagaimana mengelola potensi itu dengan memanfaatkan masalah dari sampah organik di kota sebagai bahan baku. Padahal itu baru asumsi harga kompos Rp 100/ kg.
artikel yang bagus ...
ini sangat membantu untuk presentasi kuliah saya..
terima kasih telah berbagi informasi ini ....
artikel yang bagus ...
ini sangat membantu untuk tugas presentasi kuliah saya ...
terima kasih atas infonya ...
Posting Komentar